Sabtu, 14 November 2020

Tugas Besar Mikroprosesor & Mikrokontroler


Sistem Kontrol dan Keamanan Rumah Sarang Walet 


1.Pendahuluan[Kembali]

Sarang burung walet, yang dihasilkan oleh burung walet (Collocalia spp.), memiliki nilai ekonomi yang signifikan karena digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan tradisional. Oleh karena itu, penting untuk mengoptimalkan kondisi di dalam sarang dan menjaga keamanannya agar produksi sarang tetap maksimal. Sistem kontrol dan keamanan rumah sarang burung walet hadir sebagai solusi modern untuk memastikan kesejahteraan burung walet dan kualitas sarang yang dihasilkan.Sistem kontrol dan keamanan rumah sarang burung walet adalah suatu solusi teknologi yang dirancang untuk memantau, mengendalikan, dan menjaga keamanan serta kesejahteraan burung walet di sarangnya. Sarang burung walet biasanya digunakan dalam industri sarang burung walet untuk produksi sarang walet, yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sistem ini mengintegrasikan berbagai teknologi untuk memastikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan reproduksi burung walet, serta menjaga sarang tersebut dari potensi risiko atau ancaman.

Sistem kontrol dan keamanan rumah sarang burung walet adalah contoh nyata pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan di sektor industri sarang burung walet. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sarang walet dan memastikan keberlanjutan industri secara berkelanjutan.

2. Tujuan[Kembali]

1. Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Mikroprosesor dan Mikrokontroler
2. Memahami cara kerja sensor yang terdapat pada Sistem Kontrol dan Keamanan Rumah Sarang Burung Walet
3. Sebagai gambaran teknologi yang dapat digunakan untuk Rumah Sarang Burung Walet

3.Alat dan Bahan[Kembali]

a) Baterai

Baterai adalah suatu perangkat yang menyimpan energi kimia dan dapat mengonversinya menjadi energi listrik ketika diperlukan. Baterai merupakan salah satu komponen penting dalam berbagai perangkat elektronik portabel dan sistem penyimpanan energi. Berikut adalah beberapa poin penting terkait baterai:

  1. Komponen Utama:

    • Sel Galvanik atau Sel Elektrokimia: Baterai terdiri dari satu atau lebih sel galvanik. Setiap sel galvanik memiliki dua elektroda (katoda dan anoda) yang dicelupkan ke dalam elektrolit. Reaksi kimia antara elektroda dan elektrolit menciptakan potensial listrik.
  2. Jenis Baterai:

    • Baterai Sekali Pakai (Non-rechargeable): Dikenal juga sebagai baterai sekali pakai, seperti baterai alkaline, baterai seng-timah, dan baterai lithium non-rechargeable. Mereka tidak dapat diisi ulang setelah habis daya.
    • Baterai Isi Ulang (Rechargeable): Dikenal juga sebagai baterai isi ulang, seperti baterai nikel kadmium (NiCd), nikel logam hidrida (NiMH), dan baterai lithium isi ulang. Mereka dapat diisi ulang setelah habis daya.
  3. Reaksi Kimia:

    • Baterai Alkaline: Menggunakan reaksi kimia antara hidroksida logam seperti zinc dan mangan dioksida.
    • Baterai Lithium-Ion: Menggunakan elektroda dari lithium dan senyawa kimia seperti lithium cobalt oxide, lithium iron phosphate, atau lithium manganese oxide.
  4. Kapasitas dan Tegangan:

    • Kapasitas: Ukuran kapasitas baterai diukur dalam ampere-hour (Ah) atau milliampere-hour (mAh). Ini menunjukkan berapa lama baterai dapat memberikan arus listrik tertentu.
    • Tegangan: Tegangan baterai biasanya diukur dalam volt (V), dan berbagai perangkat memerlukan tegangan yang berbeda untuk beroperasi.
  5. Penggunaan dan Aplikasi:

    • Perangkat Elektronik Portabel: Baterai digunakan dalam berbagai perangkat portabel seperti ponsel, laptop, kamera, dan perangkat elektronik konsumen lainnya.
    • Sistem Penyimpanan Energi: Baterai juga digunakan dalam sistem penyimpanan energi untuk menyimpan energi dari sumber terbarukan seperti panel surya atau turbin angin.
  6. Pengelolaan dan Daur Ulang:

    • Pengelolaan Baterai: Baterai perlu dikelola dengan baik untuk mencegah overcharge, overdischarge, dan suhu ekstrem yang dapat merusaknya.
    • Daur Ulang: Baterai rechargeable dapat didaur ulang untuk mengurangi dampak lingkungan dan memanfaatkan kembali material berharga.

Baterai memainkan peran penting dalam mobilitas dan portabilitas perangkat modern serta menyediakan solusi penyimpanan energi untuk aplikasi yang lebih besar seperti kendaraan listrik dan sistem penyaluran energi. Perkembangan teknologi baterai terus berlanjut untuk meningkatkan kapasitas, umur pakai, dan efisiensi energi.


b) Arduino



Arduino Uno adalah papan pengembangan (development board) yang didesain untuk memudahkan prototyping dan pengembangan proyek elektronika. Papan ini dikembangkan oleh Arduino.cc dan berbasis pada mikrokontroler ATMega328P. Arduino Uno sangat populer di kalangan pembuat (makers), pengembang, dan hobiis karena sifatnya yang open-source, kemudahan penggunaan, dan fleksibilitasnya dalam mengembangkan berbagai proyek.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Arduino Uno:

  1. Mikrokontroler:

    • Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATMega328P. Mikrokontroler ini memiliki kecepatan clock 16 MHz, 32 KB flash memory (tempat program disimpan), 2 KB SRAM (tempat penyimpanan data), dan 1 KB EEPROM (tempat penyimpanan data yang tetap).
  2. Input/Output (I/O) Pin:

    • Arduino Uno memiliki 14 pin digital input/output, di antaranya 6 dapat diatur sebagai output PWM (Pulse Width Modulation), dan 6 pin dapat diatur sebagai input analog. Selain itu, terdapat pin GND dan 5V yang digunakan untuk koneksi tanah dan tegangan.
  3. Interface:

    • Papan ini dilengkapi dengan antarmuka USB yang digunakan untuk memprogram dan menghubungkan Arduino Uno dengan komputer. Selain itu, terdapat soket daya DC, pilihan jumper untuk memilih sumber daya, dan tombol reset.
  4. Pemrograman:

    • Arduino Uno dapat diprogram menggunakan Arduino IDE (Integrated Development Environment), sebuah perangkat lunak yang user-friendly dan mendukung bahasa pemrograman berbasis C/C++. Arduino IDE menyederhanakan proses pengembangan dan pemrograman.
  5. EEPROM:

    • Arduino Uno memiliki EEPROM internal sebesar 1 KB yang dapat digunakan untuk menyimpan data yang perlu dipertahankan antara siklus daya.
  6. Komunitas dan Library:

    • Arduino Uno didukung oleh komunitas yang besar dan aktif. Ada banyak sumber daya online, tutorial, dan proyek-proyek open-source yang dapat diakses untuk membantu pengembang pemula maupun berpengalaman.
  7. Pemrograman via USB:

    • Arduino Uno dapat diprogram secara langsung melalui kabel USB yang terhubung ke komputer. Proses ini disebut dengan "uploading sketch."
  8. Penggunaan Sebagai Board Mikrokontroler:

    • Arduino Uno dapat digunakan untuk mengontrol berbagai perangkat elektronika dan sensor, sehingga sering digunakan dalam proyek-proyek DIY (Do It Yourself), otomatisasi rumah, robotika, dan banyak lagi.
  9. Open-Source dan Sumber Terbuka:

    • Arduino Uno bersifat open-source, yang berarti desain dan spesifikasinya tersedia untuk umum. Pengembang dapat mengakses skema (schematic), layout PCB (printed circuit board), dan kode sumber.
  10. Ekosistem:

    • Ekosistem Arduino yang luas mencakup berbagai varian papan, sensor, dan modul tambahan yang dapat diintegrasikan dengan mudah dengan Arduino Uno.

Arduino Uno adalah pilihan yang populer untuk pemula dan pengembang proyek elektronika karena kemudahan penggunaannya, dukungan komunitas yang besar, dan fleksibilitasnya dalam menghadapi berbagai proyek.


c) Relay


Relay adalah perangkat elektromekanis yang digunakan untuk mengendalikan sirkuit listrik dengan memanfaatkan elektromagnet. Relay berfungsi sebagai sakelar elektronik yang dioperasikan secara listrik, yang memungkinkan sinyal listrik pada satu sirkuit untuk mengontrol sirkuit lainnya. Prinsip kerja relay melibatkan penggunaan elektromagnet untuk membuka atau menutup kontak-kontak sakelar.

Berikut adalah komponen utama dan prinsip kerja relay:

  1. Elektromagnet:

    • Relay memiliki kumparan (coil) yang terbuat dari kawat konduktif yang melilit pada suatu inti magnetik. Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan, ia menciptakan medan magnet yang memagnetkan inti tersebut.
  2. Kontak-Kontak Sakelar:

    • Kontak-kontak sakelar terdiri dari sejumlah kontak listrik yang dapat terbuka atau tertutup ketika relay diaktifkan atau dinonaktifkan. Kontak-kontak ini berfungsi seperti sakelar mekanis yang mengendalikan aliran arus dalam sirkuit utama.
  3. Armature:

    • Armature adalah bagian yang terhubung dengan kontak-kontak sakelar dan bergerak ketika elektromagnet diaktifkan. Gerakan armature membuka atau menutup kontak-kontak sakelar, mengubah status sirkuit utama.

Prinsip kerja relay dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Ketika arus listrik diterapkan pada kumparan relay, elektromagnet diaktifkan dan menciptakan medan magnet.
  • Medan magnet tersebut memagnetkan inti besi atau logam magnetis yang terhubung dengan armature.
  • Gerakan armature mengakibatkan perubahan posisi kontak-kontak sakelar.
  • Ketika kontak-kontak sakelar berubah posisi, sirkuit utama yang terhubung ke relay akan terbuka atau tertutup sesuai dengan konfigurasi relay.

Relay memiliki berbagai jenis, termasuk relay elektromekanis, relay solid state (SSR), dan relay yang dikendalikan oleh mikrokontroler. Masing-masing jenis relay memiliki karakteristik dan aplikasi khusus. Beberapa fungsi umum relay melibatkan pengontrol sirkuit daya tinggi dengan menggunakan sinyal kontrol yang lemah, memisahkan sirkuit-sirkuit yang berbeda, atau memberikan perlindungan terhadap perangkat elektronik yang sensitif.

Relay sangat umum digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk otomotif, industri, perangkat rumah tangga, dan rangkaian elektronika lainnya di mana diperlukan kendali dan pemisahan sirkuit listrik.


d) Motor

Motor adalah perangkat elektromekanis yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis. Motor umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi elektronika untuk menggerakkan perangkat atau mekanisme fisik. Ada beberapa jenis motor yang umum digunakan dalam elektronika, dan berikut adalah penjelasan umum mengenai motor pada konteks elektronika:

  1. Motor DC (Direct Current):

    • Prinsip Kerja: Motor DC mengonversi energi listrik arus searah menjadi gerakan mekanis. Motor DC umumnya terdiri dari kumparan kawat yang ditempatkan dalam medan magnet, dan arus listrik yang dialirkan melalui kumparan ini menghasilkan gaya yang mendorong rotor untuk berputar.
    • Aplikasi: Motor DC sering digunakan dalam aplikasi seperti kipas, robotika, mainan, dan perangkat lain yang membutuhkan gerakan putaran.
  2. Motor AC (Alternating Current):

    • Prinsip Kerja: Motor AC menggunakan energi listrik arus bolak-balik untuk menghasilkan gerakan mekanis. Ada beberapa jenis motor AC, termasuk motor induksi dan motor sinkron, yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik dan medan putar yang dihasilkan oleh arus bolak-balik.
    • Aplikasi: Motor AC digunakan dalam berbagai perangkat elektronik rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, dan kompresor AC.
  3. Motor Stepper:

    • Prinsip Kerja: Motor stepper merupakan jenis motor yang bergerak melangkah atau berputar dalam jumlah langkah diskrit. Motor stepper memiliki beberapa belitan atau fase, dan setiap langkah dihasilkan dengan mengaktifkan fase-fase tersebut secara berurutan.
    • Aplikasi: Motor stepper umum digunakan dalam printer 3D, CNC (Computer Numerical Control), dan perangkat yang membutuhkan kontrol gerakan presisi.
  4. Motor Servo:

    • Prinsip Kerja: Motor servo merupakan jenis motor yang dilengkapi dengan mekanisme umpan balik (feedback) untuk mencapai posisi atau sudut tertentu. Sinyal kontrol dikirim ke motor servo, dan sensor umpan balik memberikan informasi mengenai posisi aktual motor.
    • Aplikasi: Motor servo sering digunakan dalam sistem kontrol presisi seperti robotika, kamera otomatis, dan perangkat yang membutuhkan gerakan presisi.

Motor pada elektronika sering dikendalikan oleh mikrokontroler atau rangkaian kontrol yang memungkinkan penggunaan motor dengan tingkat presisi dan kontrol yang tinggi. Selain itu, teknologi seperti pengendali PID (Proporsional, Integral, dan Derivatif) sering digunakan untuk meningkatkan kinerja dan presisi motor dalam berbagai aplikasi.


e) Logicstate



Logic State (Status Logika) merujuk pada keadaan atau kondisi suatu sinyal dalam sistem logika digital. Sinyal ini dapat mewakili nilai logika tertentu, seperti "0" (false) atau "1" (true), "LOW" atau "HIGH", "OFF" atau "ON", tergantung pada sistem atau konvensi tertentu yang digunakan.

Dalam sistem logika digital, hanya ada dua nilai logika dasar yang mungkin untuk sebuah sinyal:

  1. "0" atau "LOW": Representasi nilai logika yang rendah atau salah. Dalam banyak kasus, nilai fisik untuk "0" dapat mewakili tegangan rendah atau ketidakaktifan suatu komponen.

  2. "1" atau "HIGH": Representasi nilai logika yang tinggi atau benar. Dalam banyak kasus, nilai fisik untuk "1" dapat mewakili tegangan tinggi atau aktivasi suatu komponen.

Contoh penggunaan status logika:

  • Jika sebuah sakelar dalam rangkaian terbuka, maka sinyalnya berada dalam status logika "1" atau "HIGH".
  • Jika sebuah lampu dinyalakan, maka sinyal keluaran yang mengendalikan lampu tersebut berada dalam status logika "1" atau "HIGH".
  • Pada tingkat lebih abstrak, dalam logika Boolean, "0" mewakili kondisi "false" dan "1" mewakili kondisi "true".

Penting untuk diingat bahwa konvensi nilai logika dapat bervariasi tergantung pada spesifik sistem atau teknologi yang digunakan. Beberapa sistem dapat menggunakan tegangan logika dengan nilai "0" sebagai tegangan rendah, sementara yang lain mungkin menggunakan nilai "0" untuk mewakili tegangan tinggi. Penting untuk membaca dokumentasi atau spesifikasi sistem tertentu untuk memahami konvensi nilai logika yang diterapkan dalam konteks tersebut.


f) Sensor DHT 11

    Sensor DHT11 adalah modul sensor yang berfungsi untuk membaca nilai suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Sensor ini memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Sensor DHT11 akan digunakan bersamaan dengan arduino uno. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memori, sehingga ketika internal sensor mendeteksi suhu dan kelembaban maka modul ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya.
    Modul sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Sehingga mempunyai kualitas yang baik, berespon cepat, anti terinterferensi dan harga yang efektif. Setiap elemen yang ada pada sensor DHT11 sudah terkalibrasi oleh laboratorium yang teruji akurat pada kalibrasi kelembaban. Kalibrasinya terprogram di OTP memori yang digunakan pada saat sensor mendeteksi sinyal internal. Ukuran yang kecil dan sedikit konsumsi powernya dan jangkauan sinyal transmisinya hingga 20 meter. Komponennya terdiri dari 4-pin yang berada dalam satu baris.
    Kelebihan dari modul sensor ini dibanding modul sensor lainnya yaitu dari segi kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal membaca objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah terinterverensi.
    Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. (Anonim, 2017).
Spesifikasi
  • Pasokan Voltage: 5 V
  • Rentang temperatur: 0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
  • Kelembaban: 20-90% RH ± 5% RH error
  • Interface: Digital

 
g) Water Level Sensor

    Water level merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air dengan output analog kemudian diolah menggunakan mikrokontroler. Cara kerja sensor ini adalah pembacaan resistansi yang dihasilkan air yang mengenai garis lempengan pada sensor. Semakin banyak air yang mengenai lempengan tersebut, maka nilai resistansinya akan semakin kecil dan sebaliknya .



h) Sensor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.







i) Sensor Infrared




Inframerah (Infrared) adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti “bawah merah” (dari bahasa Latin infra, “bawah”), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang.

Radiasi Infrared (Inframerah) memiliki jangkauan tiga “order” dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Infrared (Inframerah) ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optis yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya.

Karakteristik infrared (Inframerah)

  1. Infrared (Inframerah) ini tidak dapat dilihat oleh manusia;

  2. Infrared (Inframerah) tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang;

  3. Infrared (Inframerah) dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas;

Infrared (Inframerah) memiliki panjang gelombang yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

Sedangkan jika dibagi berdasarkan panjang gelombangnya maka Infrared (Inframerah) ini bisa diklasifikasikan sebagai berikut :

  • Infrared (Inframerah) jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 µm;

  • Infrared (Inframerah) jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 µm;

  • Infrared (Inframerah) jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 µm

Spesifikasi:

  • Tegangan operasi 5VDC

  • Pin I/O sesuai dengan 5V dan 3.3V

  • Jangkauan: Hingga 20cm

  • Rentang Penginderaan yang dapat disesuaikan

  • Sensor Cahaya Sekitar Bawaan

  • Arus pasokan 20mA

  • Lubang pemasangan

  • Ukuran: 50 x 20 x 10 mm (P x L x T)

  • Ukuran lubang: φ2.5mm



Gambar 3.20 Bagian-Bagian Sensor IR FC-51

Prinsip kerja sensor IR

Modul sensor infrared FC-51 merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah pada area kerjanya. Dalam rangkaian sensor infrared FC-51 ini terdapat dua buah komponen infrared yaitu pemancar infrared (IR Transmitter) dan penerima infrared (IR Receiver). Pemancar infrared merupakan sebuah photodioda yang dapat memancarkan sinar infra merah, sendangkan penerima infrared merupakan sebuah dioda khusus yang berfungsi sebagai penerima sinar infra merah. Bagian-bagian sensor infrared FC-51 terlihat pada gambar di bawah.

Pada saat sumber tengangan dihubungkan ke VCC dan GND, maka lampu indikator modul akan hidup (ON). Cara kerja dari sensor infrared FC-51 ini adalah dengan memancarkan sinar infra merah melalui dioda pemancar infra merah. Jika tidak ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah, maka tidak ada media yang dapat memantulkan sinar infra merah tersebut. Penerima infra merah tidak akan mendeteksi apapun. Pada keadaan ini, LED indikator sinyal akan mati (OFF) dan sinyal keluaran akan berlogika HIGH (5V).

Jika ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah dioda tersebut, maka sinar infra merah tersebut akan dipantulkan kembali. Pantulan sinar infra merah ini akan dideteksi oleh dioda photo dan akan diproses oleh IC LM393. Pada keadaan sepeti ini, LED indikator sinyal akan hidup (ON) dan sinyal keluaran akan berlogika LOW (0V).

Jarak benda yang dideteksi bisa disesuaikan dengan cara memutar potensio (pengatur jarak) agar dapat mendeteksi benda dengan jarak antara 2 cm hingga 15 cm. Sensor infrared FC-51 ini bekerja dengan tegangan 5 volt DC.

    Sistem kontrol dan keamanan rumah sarang walet dapat mengontrol suhu, kelembaban dan instensitas cahaya serta menjaga keamanannya. Hal ini sangat bagus dalam pembudidayaan sarang walet karna dapat menghasilkan sarang walet dengan kualitas yang bagus. Dengan menjaga suhu, kelembaban udara serta intensitas cahaya yang masuk dapat menaikkan kualitas maupun kuantitas produksi sarang walet
    Dengan pemasangan sistem kontrol dan keamanan rumah sarang walet ini dapat mempertahankan suhu ideal yaitu  26 - 29 ° C dan juga kelembaban udara pada kondisi ideal dimana  pada rentang 80 -95%. Dengan adanya keamanan yang melengkapi sistem ini, pemilik nantinya tidak perlu khawatir dengan tindak kejahatan mengingat sarang burung walet ini biasanya berada di lingkungan yang tenang dan jauh dari keramaian agar burung walet dapat menghasilkan sarang walet yang berkualitas. Hal ini menjadikan sistem kontrol rumah sarang walet ini sangat efektif untuk digunakan.


5.Percobaan [Kembali]

Percobaan dilakukan dengan membuat simulasi pada aplikasi proteus

6. Prosedur[Kembali]

1. Siapkan segala komponen yang di butuhkan

2. Susun rangkaian sesuai panduan

3. Input codingan arduino

4. Hidupkan rangkaian

5. Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.

7. Hardware dan Diagram Blok[Kembali]


8. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja[Kembali]


  • Prinsip Kerja
DHT 11

Sensor DHT 11 Digunakan untuk mendeteksi Kelembaban dan suhu udara.  Dimana ketika DHT 11 mendeteksi  kelembaban < 85% maka Humidifier akan hidup. Dan ketika kelembaban berada pada > 85 % maka exhaust fan hidup

Water level sensor
Water sensor digunakan untuk mendeteksi ketinggian air pada tangki. Ketika ketinggian air < 7 cm,maka pompa akan hidup dan mengisi air pada humidifier

Sensor LDR
Sensor LDR akan menggerakkan jendela ketika mendapatkan intensitas cahaya <100

Sensor Infrared
Sensor infrared digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya burung walet yang masuk dalam rumah

Sound Sensor
Sound Sensor berfungsi sebagai sensor untuk keamanan yang diletakkan di pintu masuk atau di dekat pintu yang sudah digembok.

9. Flowchart dan Listing Program[Kembali]


int motor1 = 13;
int motor2 = 12;
int motor3 = 11;
int motor4 = 10;
int motor5 = 9;
int motor6 = 8;
int motor7 = 4;
int motor8 = 3;

int ldr = A0;
int nilai;

#define SensorWaterLevel A0

int nilaiSensor = 0;
int hasil = 0;
float tinggiAir;


#include <DHT.h>
DHT dht(2, DHT11); //Pin, Jenis DHT
DHT dhta(6, DHT11);
DHT dhtb(5, DHT11);

void setup() {
  pinMode(motor1,OUTPUT);
  pinMode(motor2, OUTPUT);
  pinMode(motor3,OUTPUT);
  pinMode(motor4,OUTPUT);
  pinMode(motor5,OUTPUT);
  pinMode(motor6,OUTPUT);
  pinMode(motor7,OUTPUT);
  pinMode(motor8,OUTPUT);
  Serial.begin(9600);
  dht.begin();
  dhta.begin();
  dhtb.begin();
}

void loop() {
 
 
  nilai = analogRead(ldr);
  if(nilai<=100){
    digitalWrite(motor3,HIGH);
    Serial.print ("LDR = ");
    Serial.println(nilai);
  }

    if(nilai>100){
    digitalWrite(motor3,LOW);
    Serial.print("LDR = ");
    Serial.println(nilai);
  }
  delay(1000);

  nilaiSensor = analogRead(SensorWaterLevel);
  tinggiAir = nilaiSensor*4/255;

if(tinggiAir<=7){
  digitalWrite(motor4,HIGH);
  Serial.print("Tinggi Air = ");
  Serial.println(tinggiAir);
  delay(100);
}

if(tinggiAir>7  ){
  digitalWrite(motor4,LOW);
  Serial.print("Tinggi Air = ");
  Serial.println(tinggiAir);
  delay(100);
}



float kelembaban = dht.readHumidity();
float suhu = dht.readTemperature();
  Serial.print("Suhu Lantai 1= ");
  Serial.println(suhu);

if(kelembaban<=85){
  digitalWrite(motor1,HIGH);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 1= ");
  Serial.println(kelembaban);
  delay(100);
}

if(kelembaban>85){
  digitalWrite(motor1,LOW);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 1= ");
  Serial.println(kelembaban);
  delay(100);
  }

  if(kelembaban>=85){
    digitalWrite(motor2,HIGH);
    Serial.print("Kelembaban Lantai 1= ");
    Serial.println(kelembaban);
    delay(100);
  }
    if(kelembaban<85){
    digitalWrite(motor2,LOW);
      Serial.print("Kelembaban Lantai 1= ");
  Serial.println(kelembaban);
    delay(100);
  }

  float kelembaban_1 = dhta.readHumidity();
float suhu_1 = dhta.readTemperature();
  Serial.print("Suhu Lantai 2= ");
  Serial.println(suhu_1);

if(kelembaban_1<=85){
  digitalWrite(motor5,HIGH);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 2= ");
  Serial.println(kelembaban_1);
  delay(100);
}

if(kelembaban_1>85){
  digitalWrite(motor5,LOW);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 2= ");
  Serial.println(kelembaban_1);
  delay(100);
  }

  if(kelembaban_1>=85){
    digitalWrite(motor6,HIGH);
    Serial.print("Kelembaban Lantai 2= ");
    Serial.println(kelembaban_1);
    delay(100);
  }
    if(kelembaban_1<85){
    digitalWrite(motor6,LOW);
      Serial.print("Kelembaban Lantai 2= ");
  Serial.println(kelembaban_1);
    delay(100);
  }

  float kelembaban_2 = dhtb.readHumidity();
float suhu_2 = dhtb.readTemperature();
  Serial.print("Suhu Lantai 3= ");
  Serial.println(suhu_2);

if(kelembaban_2<=85){
  digitalWrite(motor7,HIGH);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 3= ");
  Serial.println(kelembaban_2);
  delay(100);
}

if(kelembaban_2>85){
  digitalWrite(motor7,LOW);
  Serial.print("Kelembaban Lantai 3= ");
  Serial.println(kelembaban_2);
  delay(100);
  }

  if(kelembaban_2>=85){
    digitalWrite(motor8,HIGH);
    Serial.print("Kelembaban Lantai 3= ");
    Serial.println(kelembaban_2);
    delay(100);
  }
    if(kelembaban_2<85){
    digitalWrite(motor8,LOW);
      Serial.print("Kelembaban Lantai 3= ");
  Serial.println(kelembaban_2);
    delay(100);
    }
}

#include <LiquidCrystal.h>

//LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);
  LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10,  9,  8);

const int SENSOR_PIN = 2;
const int BUZZER_PIN = 7;

void setup() {
  pinMode (SENSOR_PIN, INPUT); // Set the Sensor pin as INPUT  
  pinMode(BUZZER_PIN, OUTPUT);  // Set the BUZZER pin as OUTPUT
 
  lcd.begin(20, 4); // set up the LCD's number of columns and rows:
  lcd.setCursor(0,0); // set the cursor position:
  lcd.print("  THE BRIGHT LIGHT    ");
  lcd.setCursor(0,1);
  lcd.print("NOISE MONITORING SYS             ");
  lcd.setCursor(0, 3);
  lcd.print("      NO SOUND             ");
}

void loop() {
  int Sensor_Val = digitalRead(SENSOR_PIN);  //get reading from microphone
  if (Sensor_Val == HIGH) //If Sound Sensor Detected the Sound
  {
    lcd.setCursor(0, 3);
    lcd.print("   SOUND DETECTED             ");
    digitalWrite(BUZZER_PIN, HIGH);
  }
  else
  {
    lcd.setCursor(0, 3);
    lcd.print("      NO SOUND             ");
    digitalWrite(BUZZER_PIN, LOW);
  }
}

- Flowchart

10. Kondisi[Kembali]

rangkaian saat dijalankan dan semua kondisi ON :


11. Video Simulasi[Kembali]




Link Download[Menuju Awal]

File html KLIK DISINI

File rangkaian KLIK DISINI

File video simulasi KLIK DISINI

File datasheet resistor KLIK DISINI

File datasheet LED KLIK DISINI

File datasheet Motor DC KLIK DISINI

File datasheet Arduino KLIK DISINI

File datasheet Water Level Sensor KLIK DISINI

File datasheet Sensor DHT 11 KLIK DISINI

File datasheet Sensor LDR KLIK DISINI

File datasheet Potensiometer KLIK DISINI

File datasheet Sound Sensor KLIK DISINI

File datasheet Sensor Ultrasonik KLIK DISINI

File program KLIK DISINI

[Menuju Awal]



0 comments:

Posting Komentar