RANGKAIAN CUCI TANGAN OTOMATIS
DENGAN SENSOR PIR DAN WATER LEVEL SENSOR
DAFTAR ISI
1. Tujuan
2. Komponen
3. Dasar Teori
4. Percobaan
5. Simulasi
6. Link Download
1. Tujuan
- Membuat rangkaian dua sensor dengan proteus
- Memahami prinsip kerja rangkaian cuci tangan otomatis
- Memenuhi tugas
- Arus : <20mA
- Output : Analog
- Sensing area : 40mm x 16mm
Working temperature: 10'C~30'C.
- Tegangan Input: DC 4.5-20V.
- Arus statis: 50uA.
- Sinyal keluaran: 0,3V (Output tinggi saat gerakan
terdeteksi)
- Sentry Angle: 110 derajat.
- Kapasitor 100uf
- Voltase maks : 100v
- 10nf/103
- Dioda 1N4007
- arus searah jangka panjang maksimum pada 75 ° C - 1.0 A;
- arus pulsa maksimum dengan durasi pulsa 3,8 ms - 30 A;
- drop tegangan melintasi dioda pada arus 1,0A - 1,1 V;
- kisaran suhu operasi - -65 ... + 175 ° С;
- frekuensi kerja maksimum - 1 MHz;
- Transistor BC547
- Jenis : NPN
- Arus kolektor kontinyu maks (Ic) : 100 mA
- Tegangan maksimal collector-emitter (Vce) 45 V
- Tegangan minimal basis-collector on-state (Vbe)sat : 700 mV (TYP)
- Tegangan saturasi maksimal collector-emitter (Vce)sat : 250 mV
- Hfe : 800
- Bandwidth : 300 MHz
- Transistor BC548
- Polaritas: NPN
- Pembuangan Daya Kolektor Maksimum (Pc): 0,5 W.
- Tegangan Kolektor-Dasar Maksimum | Vcb |: 30 V.
- Tegangan Kolektor-Emitor Maksimum | Vce |: 30 V.
- Tegangan Basis Emitor Maksimum | Veb |: 5 V.
- Arus Kolektor Maksimum | Ic maks |: 0,1 A
- Max. Suhu Persimpangan Operasi (Tj): 150 ° C
- Frekuensi Transisi (kaki): 300 MHz
- Kapasitansi Kolektor (Cc): 6 pF
- Rasio Transfer Arus Maju (hFE), MIN: 110
- Baterai
- Baterai
Baterai merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia saat pengisian dan mengubah energi kimia menjadi energi listrik saat
digunakan. Baterai memiliki dua kutub yaitu kutub pertama yang bertanda positif
(+) dan kutub kedua yang bertanda negatif (-).
Prinsip kerja :
Di dalam baterai ada
beberapa sel listrik, dan sel listrik tersebut menjadi tempat menyimpan energi
listrik dalam bentuk energi kimia. Elektroda-elektroda yang tersimpan di dalam
baterai ada yang negatif ada pula yang positif. Elektroda negatif disebut
katoda, yang memiliki fungsi sebagai pemberi elektron. Sedangkan elektroda
positif, disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima elektron.
Ada aliran
arus listrik yang mengalir dari kutub positif (anoda) ke kutub
negatif (katoda). Sedangkan elektron akan mengalir dari kutub negatif menuju
kutub positif.
Di dalam baterai sendiri,
terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses
ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa banyak
elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke
kabel dan tentunya bergerak dari kutun negatif ke lutub positif tempat dimana
reaksi kimia tersebutr sedang berlangsung.
Dan inilah alasan mengapa
baterai bisa bertahan selama satu tahun dan masih memiliki sedikit power,
selama tidak terjadi reaksi kimia atau selama kita tidak menghubungkannya
dengan kabel atau sejenis Load lain. Seketika kita menghubungkannya dengan
kabel maka reaksi kimia pun dimulai.
Lalu bagaimana
komponen-komponen tersebut bisa menghasilkan aliran listrik? Begini, anoda dan
katoda terbuat dari bahan yang dapat bereaksi dengan bahan elektrolitnya. Saat
anoda dan elektrolit bereaksi, terbentuklah satu senyawa baru yang menyisakan
satu elektron. Sebaliknya, reaksi antara katoda dan elektrolit membutuhkan satu
elektron.
- Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika.Prinsip kerja resistor adalah dengan mengatur elektron (arus listrik) yang
mengalir melewatinya dengan menggunakan jenis material konduktif tertentu yang
dicampur dengan material lain sehingga menimbulkan suatu hambatan pada aliran
elektron (arus listrik).
- Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang
dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.
Cara kerja relay :
Pada
dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet
(Coil)
2. Armature
3. Switch Contact
Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak
Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan
gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil
yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil
diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian
menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru
(NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh
Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan
arus listrik yang relatif kecil.
- Dioda 1N4007
- Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah benda yang dapat menyimpan muatan listrik.
Prinsip kerja :
Bila kedua pelat dihubungkan ke sumber tegangan DC atau tegangan searah (misalnya Baterai), Elektron “didorong” ke satu pelat oleh terminal negatif baterai, sementara elektron “ditarik” dari pelat lain oleh terminal positif baterai. Jika perbedaan muatan antara kedua pelat tersebut terlalu besar, maka akan terjadi percikan (spark) yang melompati celah diantara kedua pelat tersebut dan membuang muatan yang tersimpan (discharge). Untuk meningkatkan jumlah muatan pada pelat, bahan dielektrik yang berupa non-konduktif (isolator) ditempatkan diantara kedua pelat tersebut. Fungsi dielektrik tersebut dalam kapasitor adalah sebagai “pemblokir percikan” atau “spark blocker” yang bermanfaat untuk dapat meningkatkan kapasitas muatan kapasitor.
- Water sensor
Pada probe level 1, selain LED 1 hidup buzzer juga akan berbunyi. Hal tersebut disebabkan ketika probe level 1 terkena air, maka arus akan mengalir ke baterai ke LED 1 ke kaki kolektor Q1 dan buzzer. Saat arus mengalir ke buzzer, maka akan menimbulkan tekanan pada kumparan dalam buzzer sehingga terjadi perubahan tekanan pada kumparan secara berulang-berulang sehingga buzzer akan menimbulkan suara dan menunjukkan air telah penuh atau level tertinggi. Pada saat bersamaan relay akan terputus karena arus yang mengalir ke LED 4 adalah nol disebabkan karena arus tersebut yang terus berkurang pada level-level sebelumnya dengan juga adanya resistor. Saat relay terputus, maka tidak ada arus yang mengalir ke alternator dan lampu sehingga lampu pun mati yang berarti air sudah penuh.
- PIR sensor
Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR dapat mendeteksi radiasi dari berbagai objek dan karena semua objek memancarkan energi radiasi, sebagai contoh ketika terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra merah dengan suhu tertentu yaitu manusia mencoba melewati sumber infra merah yang lain misal dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu, Lensa Fresnel, Penyaring Infra Merah, Sensor Pyroelektrik, Penguat Amplifier, Komparator.
Cara Kerja Sensor Passive Infra Red
Sensor PIR bekerja dengan cara menangkap pancaran infra merah, kemudian pancaran infra merah yang tertangkap akan masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, sinar infra merah mengandung energi panas membuat sensor pyroelektrik dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian komperator akan membandingkan sinyal yang sudah diterima dengan tegangan referensi tertentu yang berupa keluaran sinyal 1-bit. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1.
- Transistor
4. Percobaan
Langkah - langkah membuat rangkaian :
1. Persiapkan komponen yang dibutuhkan
2. Lalu susunlah komponen seperti gambar dibawah
3.Sambungkan komponen seperti gambar dibawah
4. Ganti relay ke tegangan 5V
5. Lalu jangan lupa untuk menambahkan motor yang dimana kita menggunakan solenoid valve sebagai motor
6. Untuk water level sensor, pertama buat rangkaiannya seperti ini
Video simulasi
0 comments:
Posting Komentar